Dalam mengelola suatu perusahaan, pemimpin tentu harus tahu bagaimana beban kerja masing-masing karyawannya. Nah, beban kerja ini nantinya perlu dianalisis untuk mengetahui apakah setiap karyawan memiliki beban kerja yang sesuai dengan jabatannya saat ini. Selain itu, analisis beban kerja adalah penting digunakan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu target.
Pemimpin atau owner suatu bisnis dapat mendelegasikan proses analisa ini pada Human Resource. HR wajib memasukkan proses analisis beban kerja ini sebagai bagian perencanaan SDM.
Daftar isi:
Dalam dunia kerja, Analisis Beban Kerja disebut juga sebagai Workload Analysis (WLA). WLA adalah metode yang dipakai perusahaan untuk mengukur porsi beban kerja masing-masing karyawannya. Tentunya, metode ini tidak hanya asal hitung melainkan dilakukan secara terstruktur.
Ada beberapa faktor yang digunakan perusahaan sebagai tolok ukur, salah satunya adalah jabatan atau posisi karyawan. Misalnya saja, seorang karyawan part-time dengan full-time jelas memiliki beban kerja yang berbeda. Kemudian, manager dan staff operasional juga memiliki beban kerja yang tidak sama.
Jika kamu adalah pemilik perusahaan, manajer, ataupun HR, kamu dapat menerapkan metode ini di perusahaan. Analisa beban kerja adalah cara yang dapat digunakan petinggi perusahaan untuk membantu mereka menumbuhkan SDM maupun bisnis.
Tidak ada ruginya melakukan analisis beban kerja. Bahkan, ada banyak sekali manfaat analisis beban kerja yang bisa kamu peroleh. Menurut Peraturan Kementerian Keuangan Tahun 2016 Nomor 175/PMK.01/2016 mengenai Beban Kerja, tersebutkan beberapa manfaatnya. Antara lain:
Ketika Anda ingin melakukan analisis beban kerja, ada beberapa metode yang perlu Anda pahami. Setidaknya, ada 3 tahapan Analisis Beban Kerja, yaitu observasi, wawancara dan pengajuan pertanyaan. Masing-masing tahapan tersebut dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Sebagai HR, kamu perlu mempelajari bagaimana inti dari metode tersebut sebelum mempraktikkannya.
Sesuai namanya, metode Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung bagaimana kinerja dari setiap karyawan. Dengan langkah ini, akan diketahui apakah setiap karyawan mendapatkan beban kerja yang merata sesuai dengan jabatan dan posisi.
Observasi perlu dilakukan HR dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk memantau setiap karyawan. Jelasnya, metode ini perlu dilakukan berulang kali untuk mendalami kinerja setiap karyawan dan faktor yang mendukung hal tersebut terjadi.
Metode ini membantu HR untuk bisa melakukan penanganan sesegera mungkin. Selain itu, HR dapat melihat karyawan mana yang memiliki kinerja terbaik dan terburuk. Nantinya, HR dapat memasukkan karyawan terbaik tersebut dalam daftar promosi jabatan. Juga mempertimbangkan apakah karyawan kinerja buruk bisa diberikan pelatihan tertentu.
Apabila sebagai HR kamu telah melakukan metode observasi namun belum yakin dengan hasilnya, maka selanjutnya Anda bisa mencoba metode wawancara. Sesuai dengan namanya, langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan komunikasi dua arah dengan karyawan.
Agar hasil wawancaranya berjalan lancar, siapkan beberapa daftar pertanyaan yang perlu dilemparkan. Kemudian, panggil satu persatu karyawan dan lakukan wawancara secara tertutup guna melindungi privasi karyawan tersebut.
Berbeda dengan metode wawancara yang memerlukan komunikasi dua arah, metode pertanyaan dilakukan dengan cara melontarkan pertanyaan lewat kuesioner pada setiap karyawan, dengan isian beberapa pertanyaan dalam poin-poin.
Teknik ini dapat membantu HR memperoleh jawaban dengan cepat. Hasilnya, perusahaan bisa melihat karyawan mana yang punya kualitas bagus secara kejujuran, skill atau performa.
HR dapat menggunakan cara menghitung abk berikut ini untuk menghitung beban kerja setiap karyawan.
Cara menghitung beban kerja konkret dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi terlebih dahulu guna mendapatkan hasil yang valid. Informasi yang dimaksud sendiri antara lain adalah:
Menghitung beban kerja dengan cara Abstrak juga memerlukan beberapa informasi. Diantaranya adalah:
Sementara itu, ada juga rumus beban kerja sederhana yang secara umum digunakan HR untuk menghitung beban kerja.
Rumus menghitung beban kerja karyawan:
Isi kerja = beban kerja x waktu
Hitung menggunakan rumus beban kerja ini, kemudian jumlahkan keseluruhan isi kerja karyawan untuk memperoleh hasil dari isi kerja jabatan dan isi kerja unit menggunakan satuan orang jam.
Nah, berikut ini adalah perhitungan empat waktu kerja yang dianggap efektif. Diantaranya:
Per tahun: 6,416 x 240 hari kerja = 92390,4
Angka 6,416 jam diperoleh dari jumlah jam kerja efektif karyawan di Indonesia. Dimana menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 175/PMK.01/2016, jam kerja efektif nya adalah 6 jam 25 menit per hari.
Contoh perhitungan beban kerja:
Semisal kamu ingin menghitung berapa target yang bisa dikerjakan oleh seorang karyawan dalam sehari, maka kamu perlu mengobservasi terlebih dahulu atau melakukan wawancara. Apabila seorang karyawan mampu mengemas 50 produk dalam setiap jam, maka kalikan jumlah tersebut dengan perhitungan waktu kerja di atas. Maka, diperoleh hasil 320.
Setelah mengetahui bagaimana perhitungan beban kerja dilakukan, langkah selanjutnya adalah menggunakan tips di bawah untuk membantu menganalisa beban kerja dengan mudah.
Dalam menerapkan Analisis Beban Kerja, sebagai HR kamu perlu memilah data mana yang sekiranya akurat. Salah satu caranya adalah menggunakan alat time tracker untuk mengukur berapa waktu proyek dan kegiatan yang terselesaikan. Juga membantu HR menentukan pembagian pekerjaan tanpa membuat karyawan tertekan.
Seluruh data beban kerja tersebut perlu dicatat dalam bentuk matriks agar lebih mudah melihat progress setiap karyawan dari waktu ke waktu. Informasi yang dapat ditulis antara lain adalah waktu penyelesaian pekerjaan sesuai kemampuan, garis performa karyawan serta deadline setiap pekerjaan.
Penting untuk melibatkan karyawan dalam proses analisis beban kerja. Beberapa caranya adalah dengan memberikan kuesioner, focus group discussion, atau diskusi tatap muka satu per satu. Sebagai HR, kamu bisa menanyakan apa saja kendala dalam bekerja, serta faktor urusan pribadi apa yang mempengaruhi kinerja.
Kemudian, penting juga meninjau secara berkala analisis beban kerja kamu bisa menyesuaikan beban kerja dengan jabatan karyawan. Tinjauan ini perlu dilakukan berulang-ulang dan diperbarui secara berkala.
Analisis beban kerja merupakan salah satu cara yang digunakan HR untuk mengelola SDM dalam suatu perusahaan. Jika kamu adalah HR dan perlu menggunakan metode ini, silahkan simak kesimpulannya berikut ini:
Ingin rekrut karyawan yang berkualitas? Pasang loker gratis untuk 3 iklan lowongan kerja pertamamu di Cake. Ikuti juga blog kami untuk mendapatkan tips dan tutorial bermanfaat seputar perekrutan, atau langsung saja hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.
--- Ditulis Oleh Izzul Millati ---
Explore a range of job search tools and resources to achieve your dream career goals. Join the fastest-growing talent platform in the APAC region and expand your professional network.