Biaya Operasional: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Setiap perusahaan pasti memiliki biaya operasional yang menopang aktivitas bisnis sehari-hari. Di dunia bisnis, biaya operasional memiliki pengaruh krusial dalam menentukan efisiensi keuangan, profitabilitas, dan keberlangsungan suatu perusahaan.

Alokasi dan pembelanjaan biaya operasional yang efisien dapat membantu perusahaan bertumbuh dan meningkatkan daya saing. Oleh karena itu, pemahaman biaya operasional menjadi salah satu aspek fundamental bagi para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam mengelola bisnis.

Dalam artikel ini, Cake akan membahas secara lengkap seputar pengertian, jenis, komponen, hingga cara menghitung biaya operasional.

Apa Itu Biaya Operasional?

biaya operasional

Biaya operasional adalah seluruh pengeluaran perusahaan yang ditujukan membiayai aktivitas operasional bisnis sehari-hari. Biaya operasional mencakup berbagai aspek, mulai dari gaji karyawan, sewa kantor, administrasi, biaya pemasaran, pembelian bahan baku, utilitas, dll.

Biaya operasional setiap perusahaan dapat berbeda-beda sesuai dengan industri yang digeluti, skala bisnis, serta model operasional yang diterapkan. Mengutip dari Corporate Finance Institute, sebuah aktivitas bisnis dapat diklasifikasikan sebagai operasional di satu industri, tetapi bersifat pembiayaan atau investasi di industri lain.

Sebagai contoh, membeli gedung dapat dikategorikan sebagai biaya operasional bagi perusahaan properti yang bergerak di bidang penyewaan atau pengelolaan real estate. Namun, bagi perusahaan manufaktur atau ritel, pembelian gedung dianggap sebagai investasi jangka panjang daripada biaya operasional.

 💡 Fakta Menarik:

Menurut AgDirect, rasio biaya operasional yang efisien umumnya berkisar antara 60-80% dari pendapatan perusahaan. Semakin rendah rasio persentase, maka perusahaan semakin efisien dalam mengelola biaya operasional.

Mulai bangun employer branding Anda lebih efektif dengan Cake sekarang juga.🎉

Apa Perbedaan Biaya Operasional dan Non-operasional?

biaya operasional

Pada dasarnya, perbedaan biaya operasional dan non-operasional dapat dilihat dari hubungannya dengan aktivitas bisnis perusahaan. Biaya operasional berkaitan langsung dengan aktivitas bisnis inti perusahaan seperti produksi barang atau penyediaan jasa. Sementara biaya non-operasional adalah pengeluaran yang tidak berhubungan langsung pada kegiatan utama bisnis.

Jika dilihat dari dampaknya terhadap profitabilitas, biaya operasional adalah biaya yang dicantumkan pada laporan laba-rugi karena berdampak besar dalam menentukan profitabilitas. Sedangkan biaya non-operasional lebih kecil dampaknya terhadap laba operasional perusahaan, tapi tetap berpengaruh pada laba bersih keseluruhan.

 💡 Fakta Menarik:

Survei Boston Consulting Group menemukan bahwa 33,3% eksekutif perusahaan top menyebutkan bahwa manajemen biaya operasional sebagai fokus paling penting untuk memperkuat posisi pasar.

📚 Baca juga:  Mengenal Analisis Beban Kerja, Metode untuk Tingkatkan Performa Karyawan

Jenis Biaya Operasional

biaya operasional

Biaya operasional dapat dikategorikan dalam beberapa jenis berdasarkan sifat dan fungsinya dalam aktivitas bisnis. Berdasarkan sifatnya, biaya operasional dibagi menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Apa perbedaan dari kedua jenis biaya operasional ini? Berikut penjelasannya:

1. Biaya Operasional Tetap (Fixed Cost)

Biaya operasional tetap adalah biaya yang tetap harus dibayarkan terlepas dari kondisi perusahaan sedang mengalami penurunan atau peningkatan produksi. Biaya operasional tetap tidak berubah seiring dengan volume barang atau jasa yang dihasilkan.

Beberapa contoh biaya operasional tetap adalah sebagai berikut:

  • Gaji karyawan
  • Sewa gedung
  • Depresiasi aset

2. Biaya Operasional Variabel (Variable Cost)

Biaya operasional variabel dapat berubah sesuai dengan tingkat produksi atau penjualan. Semakin tinggi aktivitas bisnis, maka akan semakin besar biaya operasional yang dikeluarkan, dan begitu pula sebaliknya. 

Mengutip dari Inspired Economist, berikut beberapa contoh biaya operasional variabel:

  • Biaya bahan baku
  • Biaya pengiriman atau distribusi
  • Biaya listrik dan air untuk proses produksi
  • Komisi penjualan

8 juta talenta berkualitas menunggu, pasang loker lebih efektif di Cake sekarang!🎉

Komponen Biaya Operasional

biaya operasional

Biaya operasional terdiri dari beberapa komponen yang menopang aktivitas bisnis sehari-hari. Komponen biaya operasional sangat bervariasi tergantung pada kelompok industri yang digeluti dan skala bisnis perusahaan. 

Berikut merupakan beberapa komponen biaya operasional dalam suatu perusahaan:

1. Biaya Tenaga Kerja

Komponen biaya tenaga kerja termasuk dalam biaya operasional tetap yang dibayarkan perusahaan secara periodik. Komponen biaya tenaga kerja termasuk gaji karyawan, honor tenaga kerja kontrak dan freelancer, tunjangan, insentif, hingga pelatihan.

2. Biaya Produksi dan Bahan Baku

Komponen biaya produksi tergolong sebagai biaya operasional variabel. Biaya ini meliputi pembelian bahan baku, pengadaan komponen produksi, biaya penyimpanan, dll.

Meski nampak sama, biaya produksi dan biaya operasional adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan biaya operasional dan biaya produksi terletak pada cakupan dan fungsinya. 

Biaya produksi mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sementara itu, biaya operasional mencakup semua pengeluaran yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari, baik yang terkait dengan produksi maupun tidak. Dengan kata lain, biaya produksi adalah bagian dari biaya operasional.

3. Biaya Administrasi dan Pajak

Komponen biaya administrasi dan pajak perusahaan bisa tergolong dalam biaya operasional variabel. Biaya ini mencakup pembelian alat tulis kantor, perlengkapan operasional, pajak perizinan usaha, hingga pajak yang dibayar untuk menjalankan fasilitas produksi.

4. Depresiasi

Depresiasi atau biaya penyusutan adalah biaya yang timbul akibat berkurangnya nilai aset perusahaan baik karena penggunaan, perkembangan teknologi, atau faktor lainnya. Biaya penyusutan termasuk dalam biaya operasional asalkan nilai penyusutan aset berada pada sektor operasional.

5. Biaya Sewa dan Utilitas

Komponen biaya operasional berikutnya adalah biaya sewa dan utilitas yang diperlukan untuk menopan aktivitas inti perusahaan. Biaya ini termasuk sewa gedung, kantor, tagihan listrik, air, internet, telekomunikasi, dll.

📚 Baca juga:  Kenali Jenis Jasa Rekrutmen dan Biaya Agensi Rekrutmen di Indonesia

Cara Menghitung Biaya Operasional

biaya operasional

Perhitungan biaya operasional penting agar perusahaan mampu mengukur profitabilitas atau keuntungan yang diperoleh dalam periode tertentu. Biaya operasional dalam laporan keuangan berpengaruh langsung kepada keuntungan perusahaan. Semakin rendah biaya operasional terhadap pendapatan, maka semakin banyak keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Lalu, bagaimana cara menghitung biaya operasional? Mengutip dari NetSuite rumus biaya operasional adalah:

Biaya Operasional: Cost of Goods Sold + Operating Expenses 

Cost of Goods Sold (COGS) adalah biaya langsung yang dipergunakan dalam memproduksi barang atau jasa yang akan dijual. Beberapa komponen yang masuk ke COGS adalah bahan baku, pengemasan produk, distribusi, tenaga kerja, dll.

Sedangkan operating expenses adalah yang tidak langsung terkait dengan produksi tapi tetap diperlukan untuk menjalankan proses bisnis inti. Beberapa komponen operating expenses adalah biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran dan penjualan, teknologi, infrastruktur, dll.

Untuk memperdalam pemahaman menghitung biaya operasional, Anda dapat menyimak contohnya berikut ini.

Perusahaan manufaktur Tirta Jaya mempunyai data keuangan sebagai berikut dalam satu periode:

  • Biaya bahan baku: Rp 30.000.000
  • Biaya packaging: Rp 5.000.000
  • Biaya tenaga kerja pabrik: Rp 50.000.000
  • Biaya distribusi: Rp 10.000.000
  • Biaya sewa kantor dan gudang: Rp 45.000.000
  • Biaya pemasaran dan iklan: Rp 25.000.000
  • Biaya listrik, internet, telepon: Rp 10.000.000
  • Biaya penyusutan mesin produksi: Rp 5.000.000

Maka, total perhitungan biaya operasional dalam satu periode adalah:

Biaya Operasional = COGS (Rp 30.000.000 + Rp 5.000.000 + Rp 50.000.000 + Rp 10.000.000) + Operating Expenses (Rp 45.000.000 + Rp 25.000.000 + Rp 10.000.000 + Rp 5.000.000)

= Rp 95.000.000 + Rp 85.000.000

= Rp 180.000.000

Jadi, total biaya operasional (operating cost) perusahaan adalah Rp 180.000.000 dalam periode tersebut.

Perhitungan ini membantu perusahaan memahami struktur biaya, mengidentifikasi pengeluaran yang bisa dioptimalkan, dan memastikan profitabilitas bisnis tetap terjaga.

Rekrut kandidat dengan skill spesifik lebih tepat dan cepat bersama konsultan rekrutmen profesional Cake!

Cake adalah platform rekrutmen dengan +8 juta database talenta di talent pool global. Pasang lowongan kerja gratis untuk 3 loker pertama atau mulai tingkatkan Employer Branding lebih efektif bersama Cake. Didukung teknologi ATS Cake AI dan Recruitment Consultant profesional, mulai temukan talenta berkualitas lebih cepat!

Dapatkan wawasan mendalam dan konten informatif terkait rekrutmen, manajemen SDM, employer branding, serta tren terbaru di dunia HR hanya di Cake. Jadikan kami sumber terpercaya Anda untuk strategi perekrutan yang efektif dan solusi SDM yang inovatif.

Kami ingin menjawab pertanyaan Anda. Dapatkan demo online yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan rekrutmen Anda:
  1. Temukan dan tarik kandidat terbaik
  2. Rekrut dalam waktu singkat
  3. Kelola proses rekrutmen Anda dalam satu sistem

Resume Builder

Build your resume only in minutes!

More Articles you might be interested in

Latest relevant articles
People Operations
Jan 20th 2025

Contoh Form Lembur Karyawan Beserta Templatenya

Form lembur kerja adalah sebuah form yang yang menyatakan tanggal, hari, jam, alasan seorang karyawan melakukan lembur dan ditandatangani atau diketahui oleh karyawan dan atasan yang bertanggung jawab.