Dengan pasar kerja di Indonesia yang semakin kompetitif di 2025, kemampuan untuk membangun networking profesional menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Data menunjukkan bahwa lebih dari 80% posisi kerja diisi melalui jaringan, artinya ada peluang besar yang didapat mereka yang memulai networking-nya lebih cepat.
Di artikel ini, kamu akan menemukan alasan mengapa networking kian penting, gaya networking yang ideal, hambatan yang muncul, dan bagaimana cara membangunnya dengan cerdas di 2025. Yuk, simak langkah-langkah praktis yang bisa langsung kamu terapkan!
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 152,11 juta orang, meningkat 4,40 juta orang dibandingkan Agustus 2023.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 144,64 juta orang telah bekerja, sementara sisanya, sekitar 7,47 juta orang, menganggur. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada periode ini tercatat sebesar 4,91%.
Peningkatan jumlah angkatan kerja ini menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja terus bertambah. Namun, penyerapan tenaga kerja belum mampu mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja, mengindikasikan adanya kesenjangan antara ketersediaan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan yang tersedia.
Apa Akar Masalahnya?
Berdasarkan survei ACHE of South Florida (2023), hanya 37% profesional yang merasa sangat nyaman dalam aktivitas networking. Sebanyak 31% mengaku cukup nyaman, sementara 32% sisanya merasa tidak nyaman, netral, atau sangat tidak nyaman. Ini menunjukkan bahwa hampir 1 dari 3 orang masih menghadapi kegelisahan saat harus membangun relasi profesional.
Survei yang sama mengungkap lima penghalang utama dalam membangun jaringan profesional:
Berdasarkan riset American College of Healthcare Executives (ACHE), setiap individu memiliki gaya networking unik yang dipengaruhi kepribadian dan tujuan karier. Berikut klasifikasinya, lengkap dengan kekuatan, kelemahan, dan strategi penyesuaian:
Menurut Ronen Olshansky, CEO Connected Success, networking adalah keterampilan yang bisa dipelajari. Introvert pun punya keunggulan, seperti kemampuan mendengar dan follow-up yang personal. Kuncinya adalah mengenali kekuatan alami kamu, lalu merancang strategi yang memaksimalkannya.
Gaya networking bisa berubah seiring perkembangan karier. Hal yang terpenting adalah tetap autentik dan berfokus pada memberi nilai sebelum meminta bantuan.
“Mitos bahwa networking sulit untuk introvert bisa diubah dengan menyadari keyakinan yang membatasi. Dengan pendekatan yang lebih strategis dan terarah, kamu bisa membangun koneksi yang lebih dalam. Pikirkan bagaimana kamu ingin orang lain merasa saat berinteraksi denganmu.”
Keith Ferrazzi, Founder Ferrazzi Greenlight
Dengan memahami gaya networking yang sesuai, kamu tidak hanya survive di pasar kerja 2025, tetapi juga membangun fondasi karier yang berkelanjutan.
Shannon Blankschen, Career Counselor di The Jericho Project, memberikan nasihat yang menarik:
“Jangan pernah menganggap seseorang tidak bisa membantumu hanya karena mereka bukan HRD atau atasan. Bahkan seseorang yang sedang mencari kerja bisa menjadi ‘jembatan’ ke perusahaan impianmu suatu hari nanti.”
Mengapa Ini Penting?
Hal yang Bisa Dilakukan:
“Networking yang efektif dimulai ketika kamu memberi nilai, bukan hanya meminta.”
Strategi Kontribusi yang Berdampak:
“Inovasi sering lahir dari kolaborasi lintas disiplin.”
Contoh Acara yang Layak Dieksplor:
Tips:
“Di era algoritma, keahlianmu tidak ada artinya jika tidak terlihat.”
Cara Membangun Kehadiran Digital yang Berbeda:
Platform Alternatif:
“Orang mungkin lupa apa yang kamu katakan, tapi mereka tak akan lupa bagaimana kamu membuat mereka merasa.”
Formula Percakapan yang Bermutu:
Kesalahan Fatal yang Harus Dihindari:
“Koneksi pertama hanyalah benih. Follow-up adalah air yang membuatnya tumbuh.”
Contoh Follow-Up yang Diingat:
Tools Rekomendasi:
Ingin tips lainnya? Simpan infografik berikut ini, yuk!
Ingin memulai networking? Coba networking dengan cara baru di Cake Meet, hanya tinggal swipe bisa langsung connect 👥
Tidak ada orang yang akan tertarik jika kamu terus-menerus membicarakan diri sendiri. Alih-alih, lawan bicara akan merasa kamu seorang pencari perhatian yang tidak bisa memberikan timbal balik menguntungkan apapun. Karena itu, belajar mendengarkan penting untuk dilakukan dalam proses networking.
Pendengar yang baik dibentuk dari rasa simpati dan empati terhadap orang lain. Selain mencoba untuk tidak menginterupsi lawan bicara, gerak-gerik tubuh juga perlu diperhatikan. Jika lawan bicaramu sedang membahas sesuatu yang penting, bersikaplah seakan kamu merasa tertarik.
Tidak memiliki informasi apapun mengenai lawan bicara bisa berakibat fatal. Salah-salah kamu justru kesulitan untuk menyambungkan obrolan. Agar proses perkenalan berjalan lancar, lakukan background check lawan bicara. Paling mudah adalah dengan membaca secara seksama LinkedIn individu tersebut.
Jika lawan bicaramu adalah orang yang sudah terkenal, cari tahu nama dan pemberitaannya di mesin pencari. Seandainya ia pernah menjadi pembicara di sebuah diskusi, kulik tema diskusi dan temukan hal-hal menarik yang bisa jadi pemantik pembicaraan.
Takut mulai percakapan? Tidak perlu pusing mulai pembicaraan di Cake Meet karena ada fitur AI Icebreaker! 💬
Hanya menghubungi saat membutuhkan terjadi ketika kamu tidak mengenal atau kurang orang-orang dalam lingkar jejaringmu. Namun bukan berarti kamu perlu menghubungi mereka setiap saat.
Ini adalah tips yang bisa kamu coba jika relasi barumu aktif menggunakan media sosial; cobalah sesekali memberikan komentar atau reaksi ketika mereka membuat status. Dari situ biasanya akan muncul obrolan yang bisa jadi langkah untuk mengakrabkan diri.
Namun agar tidak terkesan mengganggu, beri jeda untuk tiap pesan, komentar, atau reaksi yang kamu ingin kamu kirim.
Menindaklanjuti atau follow-up bisa kamu lakukan dengan berbagai cara. Misal, kamu bisa mengunggah kesan pertemuan dengan lawan bicara di media sosial dan men-tag akun mereka. Atau menghubungi lawan bicara dengan ucapan terima kasih dan keinginan untuk berkolaborasi atau bekerja sama di kemudian hari.
Nah tips selanjutnya dalam membangun networking adalah terlalu memaksakan diri. Tidak semua orang nyaman berkomunikasi dengan orang baru. Ketika kamu menemukan kasus seperti ini, mundur terlebih dahulu dan beri lawan bicara ruang. Jika memang tidak memungkinkan, kamu bisa menjajal cara lain atau mencoba lagi di lain waktu.
Kurang mendengarkan sama kasusnya dengan terlalu banyak bicara. Ketika kamu berencana untuk datang atau berkenalan dengan tujuan meluaskan networking, siapkan diri untuk menyerap banyak hal dari lawan bicara, layaknya sponge.
Jika terjadi kesulitan untuk menyimak pembicaraan orang lain, mungkin kamu memiliki masalah dengan attention span. Untuk menangani hal ini, kamu bisa mulai dengan melatih fokus dengan banyak membaca buku atau artikel, mengurangi scrolling sosial media, dan lain-lain.
Ketujuh adalah tidak konsisten dalam komunikasi. Ini terjadi ketika kamu tidak menentukan tujuan dari networking yang ingin dilakukan. Memelihara networking adalah hal yang sulit, oleh karena itu kamu perlu pintar-pintar membuat strategi yang pas.
Kesalahan terakhir dalam networking adalah kamu terlalu fokus dengan jumlah dibanding kualitas. Mengenal banyak orang tentu baik, tapi jika kamu tidak fokus pada kelompok yang bisa memberikan benefit, waktumu akan terbuang percuma. Jadi bedakan antara jejaring pertemanan dan professional networking.
Khusus untuk jejaring profesional, kamu harus mengedepankan kualitas orang-orang di dalamnya. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan memanfaatkan informasi yang tersebar di media sosial dan melakukan analisis atas data tersebut.
Bagaimana, tertarik untuk mulai membangun jaringan profesional? Mulai bangun network-mu di Meet! Untuk informasi lebih lengkap, baca di sini 📖
Itu dia strategi membangun networking yang dapat kamu manfaatkan sebagai panduan untuk menyusun strategi. Perlu diingat, jejaring dan koneksi tidak bisa dibentuk dalam waktu singkat. Pastikan untuk selalu konsisten, ya!
👉 Siap memperluas jaringan profesionalmu? Download aplikasi Cake sekarang dan mulai terhubung dengan profesional dari beragam industri 👀⬇️
Cake adalah platform yang menawarkan berbagai solusi untuk kebutuhan kariermu. Kamu bisa bikin CV yang profesional dan ATS-friendly, dan ada fitur Cake AI CV Checker untuk mengoptimalkan CV kamu. Cake Cover Letter AI juga siap membantu kamu bikin surat lamaran yang menarik HRD.
Plus, kamu juga bisa bikin portofolio online, cari lowongan kerja di job portal atau aplikasi cari kerja kami, serta mulai networking dan membangun personal branding lewat Cake. Jangan lupa untuk ikuti panduan karier dan blog kami untuk membantu perkembangan karirmu.
Siap wujudkan karier impian? Yuk, cobain Cake sekarang!
HR content expert passionate about career development and recruitment strategies, helping professionals grow their careers and businesses build high-performing teams.