makanan beku dan segar, minuman, suplemen, obat, dan produk lainnya yang sensitif terhadap suhu kian meningkat lantaran pandemi Covid-19. Terlebih lagi, sektor pasar cold chain diperkirakan akan mengalami pertumbuhan 8-10% dalam lima tahun kedepan. Akan tetapi jumlah permintaan bisnis rantai dingin di Indonesia tidak seimbang dengan ketersediaannya. Meski terdapat 7 pemain besar dalam bisnis rantai dingin di Indonesia, kebutuhan cold chain dalam sektor frozen food saja masih belum terpenuhi. Ditambah pula permintaan layanan cold chain dari pelaku sektor

yang sampai di tangan konsumen sudah dalam keadaan rusak. Padahal, tujuan dan penanganan dari bisnis rantai dingin berbeda dengan bisnis ojek online biasanya. CEO COOLJEK Nathanael Christopher membagikan langsung cara kerja bisnis logistik secara menyeluruh, termasuk tantangan awal beliau meniti bisnis startup hingga pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik melalui proses untuk mengembangkan COOLJEK. Baca lebih lengkap: COOLJEK Jadi Pemain Baru Cold Chain Asal Indonesia Nonton rekapan ulang: Merintis Bisnis Logistik Cold Chain (CEO COOLJEK Nathanael Christopher) 4. Journey to Unilever

terbesar di dunia, telah hadir di Indonesia sejak 1992. Dengan delapan pabrik yang tersebar di Sumatera, Jawa, dan Bali serta dukungan lebih dari 3.600 karyawan, CCEP Indonesia berkomitmen menghadirkan beragam pilihan kategori minuman: mulai dari kategori soft drinks (Coca-Cola, Sprite, Fanta, A&W, Schweppes), jus & sari buah (Minute Maid Pulpy), susu (Nutriboost), teh siap minum (FRESTEA), serta air mineral kemasan (Ades). Produk-produk ini kini dinikmati oleh lebih dari 260 juta konsumen di seluruh nusantara. Keberhasilan bisnis ini