10+ Front End Framework Terbaik 2024 dan Tips Cara Memilihnya

Front end framework merupakan suatu kerangka kerja yang dirancang untuk membantu para developer dalam pembuatan aplikasi web. Dalam pembuatan aplikasi web, design front end merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan untuk memberikan pengalaman yang menarik bagi pengguna. 

Untuk menciptakan aplikasi web dengan pengalaman pengguna yang menarik, developer membutuhkan front end frameworks. Saat ini, ada banyak front end frameworks yang bisa dipilih untuk membangun aplikasi web yang menarik secara visual agar dapat memberikan pengalaman pengguna yang baik. Berikut adalah beberapa contoh front end framework dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih frontend framework yang tepat!

Buat CV ATS-friendly di Cake sekarang juga! Ada 50+ template dan 100% gratis!

Apa itu Front End Framework?

Front end framework adalah kerangka kerja yang berperan dalam pengembangan antarmuka atau tampilan dalam aplikasi web. Kerangka kerja ini berfungsi untuk mengatur fungsionalitas tampilan sehingga memudahkan developer dalam pembuatan aplikasi web.

Developer bisa mengatur layout, komponen UI, CSS, responsivitas, transisi, dan animasi untuk aplikasi web. Dengan begitu, developer tidak perlu membangun semua fitur dan komponen aplikasi web dari awal, karena semuanya sudah tersedia dalam frameworks front end.

📚 Baca Juga: Familiar dengan pekerjaan Front End Developer? Simak lebih lanjut di sini!

11 Rekomendasi Front End Framework Terbaik

Berikut adalah beberapa rekomendasi frameworks front end terbaik yang bisa digunakan dalam pengembangan aplikasi web:

1. React

rekomendasi-front-end-framework, react, front-end-framework-react

React adalah framework frontend berbasis JavaScript yang dikembangkan oleh Facebook pada tahun 2011 dan diperkenalkan sebagai open source pada tahun 2013. Sebagai salah satu frameworks front end, React menyediakan pembaruan asinkronis yang cepat sehingga memungkinkan antarmuka aplikasi web bisa tetap responsif dan tidak terpengaruh dengan kondisi jaringan.

Kelebihan React:

  • Virtual Document Object Model (DOM) yang memungkinkan perubahan pada halaman website jadi lebih efisien.
  • Memiliki komponen yang dapat digunakan kembali, sehingga memudahkan pengembangan dan pemeliharaan website
  • Mendukung pengembangan aplikasi multiplatform dengan menggunakan react native.

Kekurangan React:

  • Memiliki kurva pembelajaran yang tinggi, terutama untuk developer yang baru pertama kali mengenalnya.
  • Kemampuan rendering ulang yang cepat sehingga membuatnya kurang cocok untuk proyek berskala kecil.
  • Pada tahap awal pembelajaran, developer mungkin akan kesulitan untuk memahami konsep JSX.
  • Pembaharuan komponen terjadi sangat cepat sehingga sulit untuk didokumentasikan.

Framework JavaScript front end ini sangat berguna ketika developer perlu membangun antarmuka yang interaktif untuk suatu aplikasi web dalam waktu terbatas. Beberapa perusahaan yang menggunakan React yaitu Microsoft, Facebook, Google, Netflix, Uber, LinkedIn, PayPal, Walmart, eBay, dan Groupon.

2. Vue.js

rekomendasi-front-end-framework, vue.js, front-end-framework-vue.js

Vue.js adalah framework front end lainnya yang berbasis JavaScript. Framework JavaScript ini sangat fleksibel dan mudah dipelajari sehingga memungkinkan developer untuk mengembangkan aplikasi web secara interaktif dan responsif dengan cepat. 

Kelebihan Vue.js:

  • Memiliki performa yang baik. Vue.js menggunakan virtual DOM yang memungkinkan perubahan pada tampilan UI hanya akan dilakukan pada bagian yang diperlukan.
  • Mempunyai ukuran file yang lebih kecil daripada React.js atau Angular.js, sehingga membuat proses loading dalam aplikasi web menjadi lebih cepat. 
  • Memiliki dokumentasi yang lengkap dan komunitas developer yang aktif.

Kekurangan Vue.js:

  • Fitur-fitur yang belum sepenuhnya tersedia sehingga berpotensi menghambat pengembangan proyek. 
  • Karena masih relatif baru, mungkin akan sedikit sulit untuk menemukan developer yang mahir menggunakan Vue.js.
  • Vue.js belum memiliki komunitas yang besar karena masih tergolong framework baru.

Vue.js sebaiknya digunakan untuk proyek dengan fleksibilitas tinggi. Hal ini karena developer dapat merancang semuanya dari awal dan sehingga memungkinkan pembuatan aplikasi menjadi lebih dinamis dan mudah. Beberapa perusahaan yang menggunakan framework Vue.js yaitu Facebook, GitLab, Adobe, Xiaomi, Alibaba, Trivago, Nintendo, Grammarly, dan Reuters.

📚 Baca Juga: Pernah dengar UI/UX Designer? Cari tahu tentang karir satu ini di sini!

3. Semantic UI

rekomendasi-front-end-framework, semantic-ui, front-end-framework-semantic-ui

Semantic UI merupakan frontend framework yang relatif baru, namun telah menjadi salah satu framework yang populer dalam industri pengembangan aplikasi web. Kesederhanaan, usabilitas, dan antarmuka yang intuitif adalah kunci kesuksesannya. 

Kelebihan Semantic UI:

  • Penulisan kode yang sederhana dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi lainnya.
  • Komponen antarmuka yang responsif dan beraneka ragam.
  • Memiliki konfigurasi tema, CSS, dan JavaScript.

Kekurangan Semantic UI:

  • Komunitas yang masih belum berkembang.
  • Developer perlu memahami tentang JavaScript.
  • Membutuhkan keahlian dalam merancang konfigurasi secara kustom.

Semantic UI adalah platform yang ideal untuk pengembangan aplikasi web yang membutuhkan antarmuka pengguna yang ringan, responsif, dan mulus. Beberapa perusahaan yang menggunakan Semantic UI yaitu Accenture, Snapchat, Digital Service, Kmong, dan Ovrsea. 

Sedang cari kerja? Temukan pekerjaan impian kamu di Cake! Job Portal terbaik dan terpercaya di Indonesia. 🎉

4. Angular

rekomendasi-front-end-framework, angular, front-end-framework-angular

Angular merupakan JavaScript front end framework yang dikembangkan oleh Google pada tahun 2009 dan menggunakan model pengikatan data dua arah sehingga memungkinkan perubahan data yang instan pada tampilan website. Framework ini menggunakan arsitektur MVC (Model-View-Controller) yang memisahkan antara logika dengan tampilan antarmuka. 

Kelebihan Angular:

  • Developer dapat memanipulasi HTML dan CSS dengan mudah menggunakan Angular serta menghubungkan data dengan tampilan melalui penggunaan binding
  • Menyediakan fitur-fitur menarik seperti routing, validasi form, dan pengujian otomatis. 
  • Menyediakan library yang berisi komponen UI yang bisa digunakan secara langsung, seperti tombol, form, dan tabel.

Kekurangan Angular:

  • Tingkat kompleksitas yang cukup tinggi kadang membuat pemula sulit untuk memahaminya.
  • Jika tidak dioptimalkan dengan benar dapat mempengaruhi performa aplikasi.
  • Berpotensi memiliki waktu loading yang lambat dan beban memori yang tinggi, jika tidak dikelola dengan baik.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan angular.js, framework ini bisa menjadi pilihan utama untuk pengembangan aplikasi web perusahaan yang dinamis. Beberapa perusahaan yang telah menggunakan Angular yaitu Microsoft Office, Gmail, Blender, Forbes, Xbox, Santander, PayPal, Upwork, dan Deutsche Bank.

5. jQuery

rekomendasi-front-end-framework, jquery, front-end-framework-jquery

jQuery adalah salah satu library JavaScript yang sudah ada sejak tahun 2006. Meskipun secara teknis jQuery bukan merupakan sebuah frontend framework, namun developer tetap banyak yang menggunakan jQuery dalam pembuatan aplikasi. 

Kelebihan jQuery:

  • Aturan penulisan kode yang sederhana dan mudah dipelajari oleh developer.
  • Dapat berjalan dengan baik di hampir semua browser.
  • Memiliki berbagai pilihan plugin yang bisa digunakan untuk menambahkan fitur.

Kekurangan jQuery:

  • Memiliki ukuran yang relatif besar, sehingga membuat kinerjanya cenderung lambat. Hal ini karena dalam satu paket jQuery mencakup semua komponen DOM, Effects, Events, dan AJAX.
  • Tidak memiliki Data Layer sehingga mengakibatkan proses manipulasi DOM menjadi lebih rumit.
  • jQuery adalah platform yang sudah tua. Saat ini sudah tersedia banyak framework baru yang lebih baik dan lebih lengkap di pasar.

Berdasarkan fungsi tersebut, penggunaan jQuery lebih cocok untuk aplikasi JavaScript yang berbasis desktop. Beberapa perusahaan yang menggunakan jQuery yaitu Twitter, Uber, dan Bank of America.

📚 Baca Juga: Apa itu Web Developer? Tugas, Jenis, Cara, dan Gajinya! [+Contoh CV]

6. Preact

rekomendasi-front-end-framework, preact, front-end-framework-preact

Preact adalah salah satu front end framework JavaScript terbaik yang perkenalkan oleh Jason Miller pada 2015. Sesuai namanya, kerangka kerja ini merupakan framework alternatif dari React karena memiliki fitur dan API yang hampir sama. Framework ini juga jauh lebih ringan sehingga kinerjanya sangat cepat.

Kelebihan Preact:

  • Merupakan kerangka kerja yang cepat dan sangat responsif.
  • Ukurannya sangat ringan yaitu hanya 3 KB.
  • Penulisan kodenya mudah dipelajari.
  • Dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan memori.

Kekurangan Preact:

  • Komunitasnya masih terbatas karena belum terlalu populer di kalangan developer.
  • Belum mendukung fitur utama dari React yaitu propTypes.
  • Hanya berfungsi untuk penggunaan komponen ES6.

Penggunaan Preact sangat cocok untuk pengembangan aplikasi web yang memperhatikan ukuran dan kinerja yang cepat. Beberapa perusahaan yang menggunakan Preact yaitu Domino’s, Dailymotion, Pepsi, Lyft, dan Groupon.

7. Ember.js

rekomendasi-front-end-framework, ember.js, front-end-framework-ember.js

Ember.js merupakan framework JavaScript open source yang dikembangkan tahun 2011 oleh Yehuda Katz. Framework ini sangat mirip dengan Angular karena memiliki komponen two-way data binding sehingga memungkinkan developer untuk membuat aplikasi web yang kompleks menjadi lebih mudah.

Kelebihan Ember.js:

  • Memiliki fitur two-way data binding sehingga membantu untuk pengembangan aplikasi yang kompleks.
  • Memiliki fitur dan komponen yang cukup lengkap.
  • Backward compatible, sehingga untuk versi aplikasi yang lama masih akan berfungsi dengan baik meskipun ada pembaruan yang baru.

Kekurangan Ember.js:

  • Memiliki sintaks yang kompleks, sehingga membuatnya sulit untuk dipelajari.
  • Komunitas yang masih terbatas dan belum berkembang.
  • Memiliki fitur yang banyak sehingga kurang cocok untuk aplikasi web berskala kecil. Dukungan komunitas yang masih minim.

Penggunaan Ember.js sangat cocok untuk aplikasi yang kompleks dan memiliki struktur antarmuka yang rumit. Beberapa perusahaan yang menggunakan Ember.js yaitu LinkedIn, Apple Music, Netflix, Tinder, Netflix,Chipotle, Yahoo!, Nordstrom, Blue Apron, Vine, dan PlayStation Now.

📚 Baca Juga: Apa itu Back End Developer: Tugas, Skill, Cara, dan Gajinya!

8. Svelte

rekomendasi-front-end-framework, svelte, front-end-framework-svelte

Svelte merupakan framework HTML yang baru dirilis pada tahun 2016. Perbedaan utama Svelte dengan framework lainnya adalah Svelte bukanlah sebuah framework atau library, melainkan sebuah compiler. Compiler ini berbasis JavaScript, HTML, dan CSS, dan gabungan ketiga elemen tersebut. 

Kelebihan Svelte:

  • Penggunaannya ringan karena memakai library JavaScript yang sudah ada sebelumnya.
  • Performanya lebih cepat jika dibandingkan React atau Angular.
  • Memiliki aturan penulisan yang minimalis sehingga memungkinkan pengembangan aplikasi web jadi lebih cepat.

Kekurangan Svelte:

  • Komunitas developer yang terbatas dan belum berkembang.
  • Ketersediaan tools pengembangan yang masih terbatas.
  • Keterbatasan dokumentasi, tutorial, dan technical support.

Svelte lebih cocok untuk proyek berskala kecil dengan jumlah developer yang terbatas untuk membantu mempercepat pengembangan suatu aplikasi web. Beberapa perusahaan yang menggunakan Svelte yaitu Rakuten, Razorpay, Cashfree, Godaddy, Chess, Philips BlueHive, dan HealthTree.

9. Foundation Framework

rekomendasi-front-end-framework, foundation, front-end-framework-foundation-framework

Foundation adalah framework front end yang lebih ditujukan untuk developer berpengalaman. Framework berbasis JavaScript, HTML, dan CSS ini diluncurkan oleh Zurb pada tahun 2011. 

Kelebihan Foundation:

  • Memiliki fitur-fitur yang canggih dengan akselerasi GPU yang baik.
  • Menawarkan fleksibilitas dalam penggunaan grid.
  • Memiliki validasi library untuk HTML5.

Kekurangan Foundation:

  • Kerangka kerja yang terlalu kompleks untuk pemula.
  • Forum komunitas yang terbatas karena tidak terlalu populer.
  • Pembaruan fitur yang tidak terlalu update.

Foundation ini lebih cocok untuk aplikasi web yang menggunakan komponen CSS, namun tetap mengedepankan aspek responsivitas. Beberapa perusahaan yang menggunakan Foundation adalah eBay, Mozilla, Amazon, Disney, dan National Geographic.

Sedang cari kerja? Temukan pekerjaan impian kamu di Cake! Job Portal terbaik dan terpercaya di Indonesia. 🎉

10. Backbone.js

rekomendasi-front-end-framework, backbone.js, front-end-framework-backbone,js

Backbone.js adalah framework frontend JavaScript yang menggunakan arsitektur MVC. Framework js ini memiliki library API cukup lengkap yang mencakup berbagai fungsi, declarative event handling, dan views. Backbone.js juga bisa berkomunikasi dengan API saat ini melalui RESTful JSON. 

Kelebihan Backbone.js:

  • Ukurannya ringan dan memiliki kinerja yang cepat. Backbone.js hanya menggunakan dua jenis library JavaScript yaitu Underscore.js dan jQuery.
  • Mudah dipelajari oleh developer pemula.
  • Menyediakan API untuk membantu pengembangan aplikasi web yang kompleks

Kekurangan Backbone.js:

  • Ketersediaan tools yang terbatas untuk versi standar.
  • Membutuhkan aturan penulisan Boilerplate untuk mengatur komunikasi antara Model dan View.
  • Tidak memiliki fitur two-way data binding.
  • Developer mungkin harus menulis kode yang lebih panjang.

Backbone.js merupakan kerangka kerja yang Ideal untuk pengembangan aplikasi web yang membutuhkan pembaruan dinamis dan sinkronisasi terus-menerus antara server dan aplikasi. Beberapa perusahaan yang menggunakan Backbone.js yaitu LinkedIn, Pinterest, Walmart, Uber, Reddit, Roblox, dan MasterCard.

📚 Baca Juga: Cari tahu apa itu Mobile Developer Beserta Tanggung Jawab, Gaji, dan Lainnya!

11. Bootstrap

rekomendasi-front-end-framework, bootstrap, front-end-framework-bootstrap

Bootstrap adalah framework front end open source yang diciptakan oleh developer Twitter yaitu Mark Otto dan Jacob Thornton pada tahun 2011. Framework ini memiliki komponen CSS yang cukup kompleks dan bisa digunakan dengan baik di semua perangkat.

Kelebihan Bootstrap:

  • Fitur-fitur yang lengkap dan mudah digunakan.
  • Memiliki komunitas forum online yang menyediakan banyak tips dan tutorial.
  • Punya kemampuan responsif yang baik sesuai aturan HTML dan CSS.

Kekurangan Bootstrap:

  • BerisI file CSS, JavaScript, dan jQuery yang besar sehingga berpotensi membuat aplikasi web jadi lebih berat.
  • Memiliki gaya visual yang hampir sama sehingga tampilannya cenderung monoton.
  • Bagi pemula butuh belajar untuk menghafal berbagai kelas CSS yang ada dalam Bootstrap.

CSS framework ini cocok untuk pengembangan desain website berskala kecil maupun besar. Beberapa perusahaan yang menggunakan Bootstrap yaitu Forbes India, Apple Maps Connect, Fox News, Routers, dan Made Together.

Sedang cari kerja? Temukan pekerjaan impian kamu di Cake! Job Portal terbaik dan terpercaya di Indonesia. 🎉

Faktor yang Dipertimbangkan Ketika Memilih Front End Framework

1. Tipe Aplikasi atau Web yang Diinginkan Developer

Developer akan membutuhkan framework front end tergantung pada jenis aplikasi atau situs web yang akan dikembangkan. Aplikasi berukuran besar atau aplikasi berukuran kecil akan membutuhkan fitur yang berbeda. Oleh karena itu, developer perlu memilih kerangka kerja yang sesuai.

2. Efisiensi Biaya

Developer biasanya lebih suka bekerja dengan framework frontend terbaru yang menawarkan fitur terbaik dan efektifitas biaya. Hal ini membantu mereka untuk menghasilkan pendapatan lebih banyak pendapatan.

3. Framework yang Simpel dan Mudah Untuk Diadaptasi

Developer biasanya juga perlu bekerja dengan beberapa proyek secara bersamaan. Oleh karena itu, dibutuhkan kerangka kerja yang sederhana. Developer pemula biasanya lebih memilih framework yang sederhana daripada framework yang kompleks untuk memberikan hasil produk yang baik kepada klien.

Buat CV ATS-friendly di Cake sekarang juga! Ada 50+ template dan 100% gratis!

Kesimpulan

  • Front end framework adalah kerangka kerja yang digunakan dalam pengembangan aplikasi web untuk mengatur fungsionalitas tampilan.
  • Ada banyak framework frontend yang bisa digunakan dalam pengembangan aplikasi web sesuai dengan skala proyeknya, yaitu React, Vue.js, Semantic UI, Angular, jQuery, Preact, Ember.js, Svelte, Foundation, Backbone.js, Bootstrap, dan masih banyak lagi.
  • Setiap framework memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan skala proyek yang akan dikembangkan.
  • Sebelum memilih framework apa saja yang akan digunakan dalam pengembangan aplikasi web, Developer perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti tipe aplikasi yang akan dikembangkan, efisiensi biaya, dan kemudahan framework.

Cake adalah website untuk membuat CV terbaik yang bisa menunjukan professional branding kamu di mata HRD. Kamu bisa langsung menggunakan template CV ATS-friendly dari Cake dan download dalam bentuk PDF, 100% gratis! Selain bikin CV gratis, kamu juga bisa buat portofolio dan cari kerja dengan job portal atau aplikasi cari kerja Cake.

--- Ditulis Oleh Ita Sugiharti ---

3 Benefits of Subscribing to Cake's Newsletter

  • Bi-weekly newsletter updates
  • Industry trends and skills recommendation
  • Latest job openings and job search information
Newsletter