Bagi Anda yang bekerja di departemen HRD, turnover karyawan tentunya sudah menjadi masalah yang harus dihadapi
Namun, kehilangan karyawan alias turnover karyawan tentunya tidak ideal. Ada biaya baru yang harus dikucurkan untuk mencari maupun melatih karyawan baru. Kemudian juga ada isu performa. Membentuk chemistry di dalam anggota suatu tim bukan perkara mudah. Apalagi kalau karyawan terus berubah.
Hal ini tentunya mengundang pertanyaan, apakah cara terbaik untuk mempertahankan pekerja dan mengurangi turnover karyawan?
Daftar isi:
Secara sederhana, employee turnover (Bahasa Indonesia: perputaran tenaga kerja) atau turnover karyawan adalah jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam sebuah periode. Perputaran karyawan dapat diakibatkan oleh pihak perusahaan, dalam hal ini melalui pemberhentian, maupun dari pihak karyawan, melalui pengunduran diri. Selain itu, turnover pegawai juga dapat disebabkan oleh sistem. Misalnya, ketika seorang karyawan berhenti bekerja karena sudah memasuki usia pensiun.
Karyawan yang berhenti bekerja tentunya merupakan hal yang biasa. Meski demikian, ada jenis-jenis turnover karyawan yang ideal dan tidak ideal. Dalam dunia HRD sendiri, turnover pegawai dibagi menjadi turnover fungsional dan disfungsional. Perbedaan dari kedua jenis perputaran karyawan ini ialah dampak yang diberikan kepada perusahaan.
Turnover Karyawan Fungsional: merujuk pada situasi di mana karyawan-karyawan yang meninggalkan perusahaan adalah mereka dengan performa yang rendah. Sehingga, kepergian mereka justru meningkatkan efisiensi perusahaan. Hal ini misalnya terjadi ketika karyawan yang sudah berusia lanjut dengan performa yang sudah menurun meninggalkan perusahaan.
Turnover Pegawai Disfungsional: karyawan dengan performa baik yang meninggalkan perusahaan. Hal ini tentunya berdampak buruk kepada perusahaan. Sehingga, tantangan bagi tim HRD ialah untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk mencegah turnover pegawai disfungsional.
Pasang GRATIS 3 lowongan kerja pertama untuk perusahaan Anda. Sortir CV & rekrut kandidat berkualitas dengan mudah sekarang juga! 🎉
Selain dari jenis turnover, hal lain yang sering menjadi tolak ukur dari tim HRD ialah jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan. Indikator yang sering dipakai ialah employee turnover rate atau tingkat perputaran tenaga kerja.
Secara sederhana, employee turnover rate mengukur persentase jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan selama periode waktu tertentu. Cara menghitung turnover karyawan ialah membagi jumlah karyawan yang keluar pada suatu periode dengan jumlah karyawan perusahaan pada periode tersebut.
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki 20 karyawan. Dan selama 1 tahun, terdapat 3 karyawan yang meninggalkan perusahaan. Maka, cara menghitung turnover ialah 3 dibagi 20 = 15%.
Turnover karyawan yang tinggi menandakan semakin banyak karyawan yang meninggalkan perusahaan. Sedangkan, semakin rendah turnover pegawai, artinya semakin baik pula sistem retensi karyawan yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut sebuah survei yang mengukur kapan turnover dapat dikatakan tinggi, tingkat perputaran tenaga kerja yang sehat ada pada level 10%. Sehingga, rata-rata turnover rate perusahaan-perusahaan pada umumnya berada pada level 12-20%
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab turnover karyawan tinggi.
Dalam meninjau tingkat perputaran tenaga kerja, tim HRD dapat membagi faktor menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor di luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Misalnya, perubahan aspirasi career path karyawan, orang tua karyawan yang sakit, dan karyawan yang pindah sehabis menikah.
Mengingat faktor eksternal yang berada di luar kendali perusahaan, ada baiknya bagi tim HRD untuk memfokuskan perhatian pada faktor/kondisi internal perusahaan.
Beberapa faktor yang sering menjadi alasan bagi karyawan untuk meninggalkan perusahaan antara lain sebagai berikut.
Karyawan bekerja untuk mendapatkan bayaran dalam bentuk gaji, tunjangan, atau benefit seperti THR. Maka, bila kompensasi yang diberikan terlampau kecil, karyawan akan tertarik untuk mencari pekerjaan dengan bayaran yang lebih besar.
Karyawan menghabiskan setidaknya 40 jam per minggu di tempat kerja. Karena itu, tempat dan lingkungan kerja yang nyaman diperlukan untuk membuat karyawan betah. Lingkungan kerja yang buruk, baik dari segi fisik (misal: pencahayaan yang buruk) maupun segi sosial (rekan kerja yang tidak suportif) dapat mendorong karyawan untuk meninggalkan perusahaan.
Pimpinan perusahaan memiliki banyak pengaruh terhadap tingkat retensi karyawan. Manajemen perusahaan memutuskan hal-hal penting seperti SOP perusahaan, jumlah hari cuti, dan kompensasi karyawan. Manajemen yang berantakan berpotensi membuat karyawan tidak betah dan memilih meninggalkan perusaahan.
Selain bekerja, karyawan setiap harinya juga perlu meluangkan waktu untuk pergi dan pulang dari kantor. Sehingga, karyawan akan cenderung mencari tempat kerja yang dekat dengan rumah mereka. Karena itu, bila perusahaan tiba-tiba pindah lokasi karena alasan tertentu, karyawan dengan lokasi rumah yang jauh bisa saja meninggalkan perusahaan.
Pekerja umumnya menginginkan kemajuan dalam karir yang dapat ditandai dengan kenaikan pangkat maupun tanggung jawab yang semakin besar. Meski demikian, sebagian perusahaan tidak memiliki jenjang karir yang jelas sehingga karyawan terkadang melirik kesempatan di tempat lain yang memiliki jenjang karir yang jelas dan terukur.
Ketika faktor-faktor internal yang disebutkan di atas sudah terdapat pada sebuah perusahaan, tak jarang tingkat turnover karyawan di sebuah perusahaan akan merangkak naik. Dampak turnover yang tinggi ini dapat terasa pada berbagai aspek.
Salah satu aset terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan ialah karyawannya. Karyawan yang telah bekerja di sebuah perusahaan selama bertahun-tahun umumnya telah terlatih untuk bekerja sesuai keinginan perusahaan. Ketika seorang karyawan yang berpengalaman keluar, perusahaan harus melakukan rekrutmen baru dan mendidik karyawan baru dari nol. Selama dilatih pun, karyawan baru tak tentu memiliki performa yang sebaik karyawan yang berpengalaman tersebut.
Dalam sebuah perusahaan, umumnya ada kerja sama yang erat antar anggota tim atau bahkan antar departemen. Ketika seorang karyawan meninggalkan perusahaan, dapat terjadi kelimbungan sementara terkait siapa yang akan menggantikan pekerjaan karyawan tersebut. Selain itu, karyawan yang menggantikan karyawan yang meninggalkan perusahaan juga harus mengerjakan lebih banyak tugas. Sehingga terdapat potensi pekerjaan yang tak dikerjakan dengan baik.
Tingkat turnover rate yang tinggi di sebuah perusahaan umumnya menjadi salah satu indikator yang diperhatikan oleh pelamar kerja. Tingkat turnover rate yang rendah menandakan lingkungan kerja yang baik. Sebaliknya, tingkat perputaran karyawan yang tinggi mengindikasikan lingkungan kerja yang kurang baik bagi karyawan. Alhasil, perusahaan dengan turnover rate yang cukup tinggi akan cenderung lebih sulit dalam menarik karyawan baru untuk bergabung dengan perusahaan.
Salah satu hal yang dinikmati oleh pekerja adalah bila memiliki rekan kerja yang baik dan saling mendukung. Karyawan yang keluar masuk berpotensi untuk menganggu keharmonisan tempat kerja karena jumlah orang baru yang terlampau banyak. Perubahan anggota yang terlalu cepat mengakibatkan karyawan tidak terlalu dapat membangun hubungan yang baik sehingga berpotensi mengurangi motivasi karyawan dalam bekerja.
Keempat dampak di atas akan terefleksi pada laporan keuangan dalam bentuk kerugian finansial. Kehilangan pekerja berbakat dan alur kerja yang terganggu berpotensi mengurangi efektivitas bisnis perusahaan. Selanjutnya, reputasi tempat kerja yang kurang baik membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih untuk mengkompensasi kandidat yang melamar agar mau bergabung dengan perusahaan. Alhasil, performa perusahaan secara finansial juga akan turun.
Mempertimbangkan dampak negatif dari tingkat turnover yang tinggi, perusahaan harus mencari solusi untuk mengurangi tingkat turnover karyawan.
Pekerja cenderung untuk bertahan di sebuah perusahaan dengan lingkungan kerja yang nyaman dan kompensasi yang baik. Dengan membangun lingkungan kerja yang kondusif, perusahaan dapat mengurangi turnover intention dari karyawan. Berikut beberapa langkah cara mengurangi turnover karyawan yang dapat dipertimbangkan perusahaan dan tim HRD.
Langkah pertama dalam meningkatkan retensi staf adalah melakukan proses rekrutmen yang baik. Karyawan yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan pekerjaan akan lebih nyaman dalam bekerja. Selain itu, dengan merekrut karyawan dengan aspirasi yang cocok dengan perusahaan, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan yang terpilih akan lebih ingin untuk bekerja jangka panjang pada perusahaan tersebut.
Secara umum, pekerja selalu ingin memiliki tanggung jawab yang semakin bertambah dan jabatan yang semakin tinggi. Dengan menciptakan struktur karir yang jelas, karyawan akan dapat mengetahui hal yang harus dilakukan untuk mencapai jabatan selanjutnya. Hal ini akan membantu menyamakan ekspektasi karyawan terkait kenaikan pangkat dengan sistem perusahaan.
Cara mengatasi turnover karyawan berikutnya adalah dengan memberikan gaji dan tunjangan yang memadai. Gaji di atas rata-rata industri dan tunjangan seperti asuransi kesehatan akan memberikan motivasi tambahan bagi karyawan untuk menetap pada perusahaan.
Pada saat ini, banyak pekerja yang menekankan konsep work life balance. Selain memiliki pekerjaan profesional yang sukses, karyawan juga ingin memiliki kehidupan pribadi yang sehat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan perusahaan antara lain memberlakukan flexible working hour, jumlah cuti yang memadai, dan menetapkan workload yang seimbang sehingga frekuensi lembur tak terlalu sering.
Solusi turnover karyawan terakhir yang dapat dipertimbangkan oleh tim HRD ialah dengan meningkatkan partisipasi karyawan dalam berbagai aktivitas kantor. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan mengadakan voting untuk menentukan tempat liburan kantor dan melakukan potluck di kantor. Dengan meningkatkan employee engagement, akan membuat karyawan merasa lebih menjadi bagian dari perusahaan tersebut.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas sesuai kondisi perusahaan, niscaya karyawan akan merasa lebih betah sehingga turnover pegawai pun dapat dikurangi. Sudah siap mengambil langkah-langkah megurangi turnover karyawan perusahaan Anda?
Pasang GRATIS 3 lowongan kerja pertama untuk perusahaan Anda. Sortir CV & rekrut kandidat berkualitas dengan mudah sekarang juga! 🎉
Cake adalah situs lowongan kerja yang banyak peminatnya dengan jutaan pengguna dari seluruh Indonesia. Pasang lowongan kerja gratis untuk 3 loker pertamamu dan temukan kandidat berkualitas di Cake! Atau hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.
--- Ditulis Oleh Stephen Antonius ---
Explore a range of job search tools and resources to achieve your dream career goals. Join the fastest-growing talent platform in the APAC region and expand your professional network.